Seri Pengajaran Kitab Hagai 2 (Pasal 2) – Ps. Philip Mantofa

Pro M 8 Feb 2014

Gereja atau ibadah harus menjadi sentral atau pusat dalam kehidupan kita. Datang ke gereja dengan motivasi bahwa kita harus lebih dewasa rohani, mempunyai dorongan untuk meningkatkan kerohanian kita. Kalau kita dengar-dengaran dengan Tuhan, dengan tenaga yang sama, kita akan lebih bisa mengatur waktu dan prioritas yang utama dan penting untuk dikerjakan.

Datanglah ke gereja untuk mengenal Allah, dan bukan sekedar beribadah. Datanglah untuk mengenal setiap rencana Allah, dan setiap prioritas Allah dalam hidup kita.

Hagai 2:1-2
Pada hari yang kedua puluh empat dalam bulan yang keenam. Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal dua puluh satu bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya:

Pekerjaan kita sesungguhnya bukan pekerjaan tangan kita, tetapi pekerjaan hati kita. Kebanyakan kita lebih ingat jam berapa kita ada janji ketemu orang, tetapi kita melupakan atau tidak memprioritaskan apa yang Tuhan bicarakan atau sampaikan dalam hidup kita.

Apa yang kita ingat yang terutama, itulah prioritas hidup kita. Apa yang kita kerjakan atau ingat pertama kali, hal itulah adalah prioritas dalam hidup kita.

Hagai 2:3-4
Katakanlah kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, dan kepada selebihnya dari bangsa itu, demikian: Masih adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya semula? Dan bagaimanakah kamu lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya di matamu seperti tidak ada artinya?

Allah sebelum memulai sesuatu yang baru, dia memeriksa dahulu apa yang ada. Allah kita tidak pernah membuang umatnya. Allah kita adalah Allah yang setia. Siapapun kita, bagaimanapun kondisi kita, Allah masih ingin memakai hidup kita. Hagai sebelum memulai sesuatu yang baru, Hagai terlebih dahulu survei atau memeriksa apakah ada jemaat lama yang sebelumnya pernah menyaksikan kemegahan Bait Suci buatan Salomo.

Sekalipun banyak orang baru yang berapi-api, Allah tidak pernah memotong antrian barisan, Allah tetap akan memakai atau mempermuliakan mereka yang terlebih dahulu. Allah memanggil kita jemaat lama untuk memberi kita sebuah kesempatan kedua, untuk dapat dipakai untuk kemuliaan Allah. Ada orang yang pernah mengalami kebangunan rohani dahulu, ada juga orang yang vakum dengan kebangunan rohani, ada pula mereka yang kecewa atau trauma.

Allah yang sama bisa memberikan sebuah kebangunan rohani yang berbeda. Namun kebangunan rohani yang berbeda dimulai dari hati yang terlebih dahulu mengalami transformasi hati. Apapun yang Allah kerjakan dalam hidup kita, dimulai dari hati kita.

Penghalang dari sebuah kebangunan rohani yang baru adalah memori dari sebuah kebangunan rohani yang lama, sebuah kebangunan rohani yang sudah menjadi tradisi dan daging. Selain itu yang menjadi penghalang yang lain adalah ketakutan kita untuk memulai suatu yang baru, rasa trauma yang terus mengikat dan mengintimidasi untuk membuat kita takut melangkah untuk sebuah kebangunan rohani yang baru.

Ubah cara kita melihat. Ada sesuatu yang baru yang sudah Tuhan siapkan dan kerjakan untuk hidup kita, sekalipun itu adalah hal yang sama. Orang yang tidak bisa melupakan keberhasilan atau kegagalan di masa lalunya, tidak akan bisa maju untuk lebih baik lagi. Ketika carang itu dibersihkan, maka kita akan lebih banyak berbuah. Lupakan yang lalu bukan hanya kita melupakan trauma kita, tetapi juga melupakan kemuliaan dan keberhasilan kita.

Hagai 2:5
Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman TUHAN; kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar; kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam,

Belajarlah fleksibel dengan Allah. Sekalipun ada hal-hal yang prinsip yang tidak bisa berubah, namun ada juga cara lain yang bisa berubah. Contohnya saat bagaimana Tuhan akan mengubahkan hidup kita atau keluarga kita. Jangan membatasi kuasa Tuhan dalam hidup kita. Disiplin rohani dalam hidup kita itu penting, namun bukan disiplin yang sifatnya militerisme atau pemaksaan karena itu tidak bisa membuat kita mengerti dan bisa mengekang nafsu hidup kita. Disiplin yang salah justru memberikan rasa takut dalam hidup kita.

Siapa bisa menguasai hatinya, bisa menguasai kota, bisa menguasai market atau pekerjaan apapun juga. Itulah jika kita datang ibadah, tanpa hati yang benar, hanya akan menjadi sebuah liturgi. Orang yang bisa ingat firmanNya, adalah mereka yang dapat memikul dunia atas pundaknya.

Hagai 2:6-8
sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kamu pada waktu kamu keluar dari Mesir. Dan Roh- Ku tetap tinggal di tengah- tengahmu. Janganlah takut! Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah- indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam.

Jangan pernah kita berkata “tapi” pada setiap firman yang Tuhan berikan. Seringkali saat kita menerima firman dari Tuhan dalam hidup kita, kita masih membanding-bandingkan dengan hal yang dahulu. Kemegahan Bait Suci yang baru yang disebutkan kemegahannya lebih dari yang semula adalah kemegahan sebagai suatu bangsa yang bersama membangun Bait Suci yang baru ini, kemegahan yang bukan mengacu pada sebuah bangunan. Kemegahan yang dibangun oleh Zerubabel dan Yosua adalah melambangkan kemajuan yang bisa dilakukan bangsa Israel dalam pembuangan. Allah kita bukan Allah yang perfeksionis. Bait Suci zaman Salomo dibangun atas dasar kelimpahannya, namun Bait Suci yang baru dibangun atas dasar kekurangannya. Kemuliaan yang lebih besar ada saat kita mau bangkit lagi dari rasa trauma dan kejatuhan kita. Setiap kemajuan, sekecil apapun dirayakan.

Jika kita membangun sesuatu di atas air mata, harganya sedikit lebih di atas jika kita membangun di atas tertawa.

Hagai 2:11-15
Pada tanggal dua puluh empat bulan yang kesembilan, pada tahun yang kedua zaman Darius, datanglah firman TUHAN kepada nabi Hagai, bunyinya: ” Beginilah firman TUHAN semesta alam itu: Tanyakanlah pengajaran kepada para imam. Andaikata seseorang membawa daging kudus dalam punca bajunya, lalu dengan puncanya itu ia menyentuh roti atau sesuatu masakan atau anggur atau minyak atau sesuatu yang dapat dimakan, menjadi kuduskah yang disentuh itu? ” Lalu para imam itu menjawab, katanya: ” Tidak! ” Berkatalah pula Hagai: ” Jika seseorang yang najis oleh mayat menyentuh semuanya ini, menjadi najiskah yang disentuh itu? ” Lalu para imam itu menjawab, katanya: ” Tentu! ” Maka berbicaralah Hagai, katanya: ” Begitu juga dengan umat ini dan dengan bangsa ini di hadapan- Ku, demikianlah firman TUHAN, dan dengan segala yang dibuat tangan mereka; dan yang dipersembahkan mereka di sana adalah najis. “

Hati-hati dengan suara kita sendiri. Sebelum kita menuduh dan manjatuhkan orang lain, kita harus introspeksi diri kita sendiri. Kita seringkali memikirkan apa yang dipikirkan orang atau pikiran kita sendiri, dan itu jauh lebih berbahaya dari kita memikirkan apa yang dipikiran iblis. Penghalang kita untuk maju adalah diri kita sendiri, yaitu pikiran kita sendiri.

Hagai 2:16-18
” Maka sekarang, perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya! Sebelum ditaruh orang batu demi batu untuk pembangunan bait TUHAN, bagaimana keadaanmu? Ketika orang pergi melihat suatu timbunan gandum yang seharusnya sebanyak dua puluh gantang, hanya ada sepuluh; dan ketika orang pergi ke tempat pemerasan anggur untuk mencedok lima puluh takar, hanya ada dua puluh. Aku telah memukul kamu dengan hama dan penyakit gandum dan segala yang dibuat tanganmu dengan hujan batu; namun kamu tidak berbalik kepada- Ku, demikianlah firman TUHAN.

Gandum berbicara mengenai pemakaian Allah dan berkat-berkat secara materi. Anggur berbicara mengenai sukacita ilahi dalam hidup kita. Jika kita tidak berkata ya dalam rencana Tuhan, berkat dan sukacita Tuhan dalam hidup kita tidak akan bisa penuh seperti yang seharusnya kita terima dari Allah.

Hagai 2:19-20
Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya– mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat! “

Selalu ingatlah apa yang jadi firman Allah dalam hidup kita, setiap janji-janji Allah dalam hidup kita. Ingat selalu apa yang menjadi prioritas utama dalam hidup kita. Allah kita adalah Allah yang membayar di depan. Saat kita mulai melakukan langkah-langkah ketaatan kecil dalam hidup kita, detik di mana kita berpikir, “Ya Tuhan, aku mau.”, Allah akan mulai mencurahkan berkat-berkatNya atas hidup kita.

Jika Tuhan mau spekulasi dengan kita, majulah dan spekulasilah dengan Tuhan. Tuhan yang sudah berkali-kali kita kecewakan saja masih mempercayai kita, kita juga harus terus dan tetap percaya kepada Dia.

Hagai 2:21-23
Maka datanglah firman TUHAN untuk kedua kalinya kepada Hagai pada tanggal dua puluh empat bulan itu, bunyinya: ” Katakanlah kepada Zerubabel, bupati Yehuda, begini: Aku akan menggoncangkan langit dan bumi dan akan menunggangbalikkan takhta raja- raja; Aku akan memunahkan kekuasaan kerajaan bangsa- bangsa dan akan menjungkirbalikkan kereta dan pengendaranya; kuda dan pengendaranya akan mati rebah, masing- masing oleh pedang temannya.

Tuhan kita sifatNya sangat mudah untuk disenangkan. Namun seringkali pikiran kitalah yang membuat kita membuat Tuhan itu jauh dan sulit untuk kita senangkan. Raja Zerubabel baru saja berniat untuk membangun Bait Allah, tetapi Allah sudah terlebih dahulu membuka tingkap-tingkap langitNya untuk memberkati kita.

Pro M 22 Feb 2014 Kotbah

Hagai 2:24
Pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, Aku akan mengambil engkau, hai Zerubabel bin Sealtiel, hamba- Ku– demikianlah firman TUHAN– dan akan menjadikan engkau seperti cincin meterai; sebab engkaulah yang Kupilih, demikianlah firman TUHAN semesta alam. ”

Tuhan tidak melihat pelanggaran 15 tahun “penundaan” yang kita lakukan, Tuhan hanya melihat hati yang mau taat, hati yang mau melakukan apa yang Tuhan firmankan dalam hidupnya.


Source:
Rangkuman Kotbah Ibadah Pro-M Revolution 22 Februari 2014 – Gereja Mawar Sharon Surabaya

Satu pemikiran pada “Seri Pengajaran Kitab Hagai 2 (Pasal 2) – Ps. Philip Mantofa

Tinggalkan komentar